Ide-ide itu menyeruak hadir, tumpah lantah dan berserakan dimana-mana. Layaknya sebuah Kehadiran yang tiba-tiba, Sayapun tidak siap menyambutnya. Hanya beberapa saja yang dapat dikumpulkan untuk disatukan menjadi recik-recik bait pemikiran. Tulisan-tulisan ini belumlah sempurna, layaknya atom yang mencari lintasannya, tulisan ini juga terus berusaha mencari maqomnya menuju pencapaian penyempurnaan. Hanya harapan, semoga dapat tercerahkan dengan tulisan-tulisan yang tergerak muncul disini.

Wednesday, December 26, 2012

Masjid-masjid dihatiku (1)

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَن تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ -٣٦-
(Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah Diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan)** nama-Nya pada waktu pagi dan petang,(Q.S An-Nur:36)

Dalam perjalanannya, ternyata hidupku dipengaruhi beberapa mesjid. Allah mengatur semuanya sangat indah, dan kurasakan itu pada waktunya, dari mesjid-mesjid inilah semua berawal tanpa disadari menjadi bagian hidupku, awal titik tolak mengenal arti dien makna sebuah hidayah, pembangunan visi, belajar berorganisasi, berdiskusi, merencanakan kerja, berjamaah, membangun hubungan persaudaraan dan pertemanan. Setiap orang pasti punya cerita masing-masing, bagaimana membangun hubungan persaudaraan dan pertemanan. Dan ini caraku membangun persaudaraan dan pertemanan, caraku memaknai kehidupan.

Awal langkahku dimulai di Mesjid Salman ITB

Mesjid kampus nanmegah egaliter penuh sejarah pergerakan, kami menyebutnya laboratorium dakwah penuh warna dinamis dan sangat terbuka, ada banyak unit pembinaan berbagai usia yang terbuka untuk siapapun, hanya sedikit pengurus yang memahami ini, dalam sebuah kunjunganku ke ruma Bang Imad dijakarta ada sebuah pesan yang penting beliau sampaikan, sambil menangis terisak beliau mengatakan Salman terbuka untuk siapa saja, pengurus hanya pelayan, melayani jamaah yang mampir di mesjid salman. Bang imad ini tokoh pergerakan mahasiswa tahun 80 an, pendiri mesjid salman, beliaulah pencetus proses kaderisasi salman LMD (Latihan Mujahid dakwah) semoga Allah menerima amal ibadah beliau. Hampir 6 tahun aktivitasku di mesjid salman, semua proses kaderisasi kuiikuti kecuali asrama. Semua bermula dari aktivitasku di sebuah unit yang bernama KARISMA ITB.

Di Karisma ITB, kami mengikuti pembinaan Group F yang ketika itu dinamakan Pembinaan Calon Pembina (PCP), pembinaan ini jalur rekrutment mahasiswa untuk aktif di unit karisma, unit kegiatan yang mengambil segmen pembinaan untuk pelajar smp dan smu. Sebentar... kami akan menceritakan keikut sertaan kami di karisma, semua bermula waktu SMA, ya.. KARISMA ITB terkenal dikalangan pelajar smp dan smu. Waktu itu kami yang aktif di rohis SMU sempat mebaca pamflet yang dikeluarkan Karisma yang berisikan kegiatan pengembangan potensi pelajar muslim (P3M), Basic Training, intermedite training dan Advance Training. Belakangan kami baru tahu ternyata P3M cikal bakal lahirnya Himpunan Rohis Kota Bandung (HIROKOBA).

Di Karisma sepak terjang kami mulai mengelegar, selain berdakwah kami belajar berdakwah pula. Ada 3 kompetensi yang pasti dimiliki seorang pembina karisma, sebagai mentor, trainer dan pengajar, di jenjang pembina utama kami memiliki pemikiran sistemik dan keahlian menulis, karena syarat naik jenjang pembina muda ke madya kami harus tampil memberikan materi untuk pembina dan merancang sebuah produk pembinaan, hingga membuat karya tulis tentang sistem pembinaan.

Untuk menyamakan visi aktivisnya, salman membuat sitem kaderisasi bernama LMD (Latihan Mujahid Dakwah) yang kemudian dilanjutkan dengan PMS (Pembinaan Mahasiswa Salman) 1 & 2, di LMD kami mengalami rekontruksi pemikiran waktu itu pak Ahmad Mansur Suryanegara mengenakan baju merah mengatakan warna hijau adalah warna kematian dan warna merah adalah warna kesukaan Rasulullah, di sesi berikutnya Mas Samsoe masuk dan mengatakan warna merah adalah warna haram, warna hijau adalah warna penghuni surga. Disini kami memahami perbedaan pembacaan hadist dan sejarah merupakan perbedaan sudut pandang yang tidak akan pernah ketemu.

Di salman, kami mengenal berbagai macam pemikiran dan mahzab, di suatu kesempatan selama 3 bulan di gedung sayap selatan kami pernah mengikuti kuliah privat tentang rekayasa sosial langsung bersama kang Jalal (Jalaluddin Rahmat), salman sangat selektif dalam memilih penceramah, kang Jalal termasuk produk salman yang dipersonagertakan oleh salman disekitar tahun 90 an bersama 7 orang lainnya. Kuliah ini menjadi favorit kami, berbobot dan sedikit yang tahu, tidak diinformasikan ke khalayak umum.

Ketika aktif di divlat salman, saya mengenal Bang Aad (Adriano rusfi) konsultan salman mantan aktivis harokah tarbiyah yang jauh lebih senior dari anis matta. Julukan beliau di era bawah tanah adalah panglima uhud, Murabbinya para murabbi di wilayah sumatera dan sebagian jawa. Bang Aad mengenalkan kami dengan tarbiyah walupun beliau sudah diluar tarbiyah, kami membuat halaqoh yang langsung dibina bang Aad. Halaqoh ini masih berlanjut dan ini caraku membangun persaudaraan dengan adik-adik asal sumbagsel, dengan mengundang mereka di halaqoh kami bersama bang Aad. Halaqoh ini kami sebut Halaqoh motivasi.

Disalman kami membangun hubungan persaudaraan yang sulit diungkapkan, lain kali kami ceritakan, ada banyak pelajaran dan kenangan disana...

No comments: