Ide-ide itu menyeruak hadir, tumpah lantah dan berserakan dimana-mana. Layaknya sebuah Kehadiran yang tiba-tiba, Sayapun tidak siap menyambutnya. Hanya beberapa saja yang dapat dikumpulkan untuk disatukan menjadi recik-recik bait pemikiran. Tulisan-tulisan ini belumlah sempurna, layaknya atom yang mencari lintasannya, tulisan ini juga terus berusaha mencari maqomnya menuju pencapaian penyempurnaan. Hanya harapan, semoga dapat tercerahkan dengan tulisan-tulisan yang tergerak muncul disini.

Saturday, October 29, 2011

Yaasin 13-30

Semalam (malam Jum’at), saya mencoba menghadiri majelis yaasin di salah satu masjid dekat tempat tinggal saya, majelis ini rutin di adakan DKM, dari beberapa kali undangan, tadi malamlah pertama kali saya memenuhi undangan pengurus mesjid untuk menghadiri majelis Yaasin.

Didalam al Qur’an Allah memberikan banyak perumpamaan-perupamaan untuk dipelajari dan dihayati. Perumpamaan tersebut diberikan diantaranya adalah untuk agar kita memahami suatu tema dengan mendalam tetapi dengan cara yang mudah dan dapat dicitrakan oleh alat-alat indera yang Allah anugerahkan kepada kita.

Salah satu perumpamaan indah ini diabadikan oleh Allah dalam surat Ya-Siin, surat yang menjadi primadona bacaan banyak kalangan di Indonesia.

Surat Yaasin ayat 13-30

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13) إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14) قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15) قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ (16) وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (17) قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (18) قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19) وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ (20) اتَّبِعُوا مَنْ لَا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ (21) وَمَا لِيَ لَا أَعْبُدُ الَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (22) أَأَتَّخِذُ مِنْ دُونِهِ آلِهَةً إِنْ يُرِدْنِ الرَّحْمَنُ بِضُرٍّ لَا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلَا يُنْقِذُونِ (23) إِنِّي إِذًا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (24) إِنِّي آمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُونِ (25) قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ (26) بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ (27)وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ جُنْدٍ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِينَ (28) إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ (29) يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (30)

13. Dan kisahkanlah pada mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka.
14. (yaitu) ketika kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; Kemudian kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, Maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu".
15. Mereka menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Penuh Kasih Sayang tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka".
16. Mereka berkata: "Tuhan kami mengetahui bahwa Sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu".
17. Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas".
18. Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib malang Karena kamu, Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami".
19. Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah Karena kamu sendiri. apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas".
20. Dan datanglah dari pinggiran kota, seorang lelaki dengan bergegas ia berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu".
21. Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
22. Mengapa Aku tidak menyembah (Tuhan) yang Telah menciptakanku dan yang Hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?
23. Mengapa Aku akan menyembah tuhan-tuhan selain nya jika (Allah) yang penuh Kasih menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?
24. Sesungguhnya Aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.
25. Sesungguhnya Aku Telah beriman kepada Tuhanmu; Maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.
26. Dikatakan (kepada lelaki): "Masuklah ke syurga". ia berkata: "Alangkah baiknya sekiranya kaumku Mengetahui.
27. Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan Aku termasuk orang-orang yang dimuliakan".
28. Dan kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak kami menurunkannya.
29. Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; Maka tiba-tiba mereka semuanya mati.
30. Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.


Detil kisah ini saya kutip dari tiga kitab tafsir :
1. Tafsir an Nasafiy, karya imam an Nasafiy
2. at tahrir wa at tanwir karya Ibnu ‘Asyur
3. at Tafsir al Munir karya Dr Wahbah az Zuhaily


Kisah ini terjadi sesudah nabi Isa‘alaihi as salaam diangkat ke langit, Nabi Isa berpesan kepada para Hawariyyin untuk mencegah manusia dari menyembah patung.

Maka dikirimlah Barnabas dan Paulus ke anthakiyah (Antiokh), kota ini sekarang masuk wilayah selatan negara Turki.

Penduduk Anthakiyah saat itu terdiri dari kalangan Yunani penyembah berhala dan Bani Israel.

Barnabas dan Paulus gigih menyeru, adapun penduduk anThakiyah mendustakan mereka, Penduduk dari Kalangan Yunani memegang teguh paganisme mereka dan kalangan Bani Israel mencegah manusia mengimani Isa.

Lalu Allah mewahyukan pada kalangan Hawariyyin untuk memperkuat dakwah di Anthakiyah, maka dikirimlah Syam'an, Menyeru untuk menyembah Allah.
Penolakan pada dakwah tauhid ini sangat kencang. Diantara syiar utama paganisme adalah manusia itu sama dan para dewa tidak mewahyukan perintah pada manusia, yang ada adalah para dewa itu turun ke bumi lalu menyerupai manusia untuk menyampaikan risalah pada manusia.

Penduduk anThakiyah berkata bahwa “ar Rahman” tidak mewahyukan.
Penggunaan kata ar Rahman dalam ayat 15, memiliki beberapa urgensi, pertama bahwa penduduk anthakiyah dari kalangan Yunani mengagungkan Zeus yang diyakini sebagai sumber kasih sayang.
Dan penduduk dari kalangan Bani israel sangat menghindari penggunaan kata Allah, mereka mengganti kata Allah dengan menyebutkan satu sifatnya saja, terutama satu kata ini yang berarti kasih sayang.


Ketiga utusan ini menyampaikan hujjah yang kuat sehingga menyebabkan populernya doktrin-doktrin yang disampaikan, perbedaan pendapat dan sikap mulai terdapat diantara penduduk anthakiyah, Dan selain itu hujan pun tidak turun.

Kondisi ini menyebabkan keputusasaan dikalangan pemimpin penduduk Anthakiyah, mereka berpendapat penyebab kondisi sial tersebut adalah dakwah para Rasul.
Ketiga Rasul menyampaikan bahwa kondisi sial itu disebabkan tidak berimannya mereka kepada risalah tauhid.

Penduduk Anthakiyah kemudian mengusir para Rasul.
Para Rasul itu kemudian mengembara ke berbagai kota, Dalam pengembaraan itu ada beberapa hal yang terjadi :
1. Beberapa keajaiban ditunjukan Paulus dan Barnabas
2. Bani Israel selalu memprovokasi agar para Rasul diusir. Dan dalam riwayat disebutkan bahwa Paulus dirajam di kota Listra

Dalam selang waktu dakwah para Rasul ini, ada seorang tukang kayu, bernama Habib, ia telah beriman sejak lama dan mengasingkan diri ke pinggiran kota. Ketika mendengar kedatangan para Rasul, ia bersegera datang ke kota. Ia ingin memberikan nasihat kepada kaumnya agar jangan berbuat dzalim kepada para Rasul, apalagi merajam mereka.
Dalam Nasihat kepada kaummnya sang tukang kayu menyampaikan beberapa point:

1. Ia mengetahui dengan pasti bahwa kaumnya sangat materialis, maka pendekatan yang ia pakai adalah bahwa para Rasul itu adalah penyeru yang tidak meminta upah
2. Sang tukang kayu menegaskan bahwa kaumnya telah memahami konsep ketuhanan, bahwa ada Tuhan yang Menciptakan. Dan ketika datang keterangan yang jelas tentang siapa pencipta, ia mempertanyakan : adakah alasan untuk tidak beriman kepada Sang Pencipta
3. Konsep ketuhanan tidak akan menunjukkan jalan yang benar jika tidak dibarengi konsep ibadah atau konsep penyembahan atau sistem ritual yang benar
4. Menegaskan bahwa para dewa dan patung-patungnya yang disembah bukanlah Tuhan yang Penuh Kasih Sayang yang memberikan manfa'at dan mudharat
5. Seruan tegas untuk menyembah Tuhan yang sesungguhnya


Atas nasihat-nasihat yang diberikan ini, tukang kayu tersebut dibunuh.
Kemudian di ayat 26 disebutkan bahwa tukang kayu tersebut masuk ke dalam surga, dan mengingat kerugian yang dialami kaumnya, dan betapa Ampunan Allah menyebabkannya mendapat tempat terbaik.


Dengan kejadian-kejadian tersebut, Allah tidak mengadzab kota itu dengan bala tentara malaikat, tetapi cukup dengan mengirimkan satu malaikat saja yang melaksanakan perintah Allah dengan satu kali teriakan saja, dan kebudayaan kota tersebut menjadi kebudayaan yang mati.

Penyesalan terbesar atas sikap manusia adalah sikap mengolok-olok para utusan Tuhan.

Kisah ini, diantara sekian kisah yang diperintahkan Allah agar diceritakan nabi Muhammad pada ummatnya,

Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari kisah ini :

1. Konsep Allah memberikan wahyu pada manusia pilihan dan mengutus mereka untuk menyeru pada bangsa-bangsa adalah konsep utama yang sangat mendasar, Tatkala siklus para nabi ini telah ditutup, maka Rasulullah menyebutkan dua konsep manusia pilihan, pertama adalah para ulama pewaris nabi-nabi, dan para Mujaddid yang terlahir setiap 100 tahun.
Lawan dari konsep utama ini diantara nya adalah konsep mythologi dewa-dewa, dimana para dewa-dewa tersebut hidup di bumi di tengah-tengah manusia, adapun manusia adalah sama, tidak ada manusia penerima wahyu, yang ada adalah dewa jika menikahi manusia maka ia manusia setengah dewa. Turunan dari konsep ini adalah meyakini Tuhan dapat bersatu dengan jiwa manusia, atau konsep new age misalnya.
Konsep mythologi dewa-dewa dewasa ini kembali melakukan kampanyenya, cobalah tengok toko-toko buku, mulai dari buku yang ditujukan untuk anak-anak hingga dewasa.

2. Kita akan selalu mendapati suatu masa dimana pendukung kebenaran berasal dari kalangan yang lemah. Kalangan lemah ini baik perorangan maupun suatu kelompok bangsa.
Dalam kisah ini seorang tukang kayu yang dengan mudah dapat dibunuh.

Dalam dakwah nabi Muhammad, maka penyambut pertama adalah kaum arab Hijaz yang paling sederhana sistem hidupnya jika dibanding negeri-negeri arab lainnya dari mulai Saba, Himyar, Lakhmid, Ghassan, Kindah, dll. Hal ini bisa kita baca dalam surat Muhammad ayat 13:
وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ هِيَ أَشَدُّ قُوَّةً مِنْ قَرْيَتِكَ الَّتِي أَخْرَجَتْكَ أَهْلَكْنَاهُمْ فَلَا نَاصِرَ لَهُمْ (13)

“Bagaimanakah dengan suatu kampung yang lebih kuat dari kampung halaman mu (Mekkah) yang mengusirmu. Kami membinasakan penduduk kampung-kampung yang kuat itu, maka mereka tidak memiliki penolong”

Keimanan pada Allah adalah sesuatu yang diganjar dengan pahala besar, dimana dengan keimanan pada Allah, juga kesabaran dalam memperjuangkan kebenaran, maka Allah meneguhkan dan memperkuat posisi orang-orang beriman.

Semua persfektif perbaikan dalam ranah kehidupan dunia maupun yang ditujukan untuk keabadian akhirat, harus dilandasi motivasi keyakinan pada Allah dan Allah maha melihat maha mengetahui.
Niat dan motif selain pada Allah adalah tertolak.


Betapa kita sering mendengar ungkapan “negara A yang penduduknya kafir, tetapi lebih islami dari negeri Islam, negeri tersebut bersih kota-kotanya, pemerintahannya bersih dari korupsi, industrinya maju, dll, dll


Ungkapan demikian sekilas tampak benar namun sesungguhnya sangat berbahaya. Ungkapan ini menyandarkan pada parameter-parameter “duniawi”. Padahal sesungguhnya persfektif muslim adalah “keyakinan akan keesaan Allah dan beramal shaleh, memohon kebaikan akhirat baru dunia atau mengedepankan akhirat tanpa melupakan bagian dunia”


Dan masih banyak pelajaran lain yang dapat kita ambil, mudah-mudahan setiap ayat yang dibaca selalu menjadi inspirasi bagi kita untuk semakin dekat berinteraksi dengan al Qur'an

No comments: