Ide-ide itu menyeruak hadir, tumpah lantah dan berserakan dimana-mana. Layaknya sebuah Kehadiran yang tiba-tiba, Sayapun tidak siap menyambutnya. Hanya beberapa saja yang dapat dikumpulkan untuk disatukan menjadi recik-recik bait pemikiran. Tulisan-tulisan ini belumlah sempurna, layaknya atom yang mencari lintasannya, tulisan ini juga terus berusaha mencari maqomnya menuju pencapaian penyempurnaan. Hanya harapan, semoga dapat tercerahkan dengan tulisan-tulisan yang tergerak muncul disini.

Thursday, October 25, 2007

"Maafkan"

Bulan berlatih (Ramadhan) telah berlalu, bulan peningkatan (Syawal) menunggu bukti Setelah istirahat sejenak dihari yang fitri, Semoga kita semua dapat tuntaskan amal. Taqobbal Allahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir & Batin.

Begitulah sebuah SMS yang masuk keponsel kami. Sebuah pesan yang sangat singkat namun sangat mendalam maknanya ketimbang banyaknya ucapan maaf yang dipenuhi bahasa puitis namun tak bermakna. Bagi saya PRIBADI [Semuanya pakai huruf "KAPITAL"] Memaafkan jelas tak bisa direkayasa secara artifisial hanya dengan halal bihalal, Apalagi hanya dengan sebuah SMS, bagi saya maaf yang tulus lahir dari perkataan yang tulus kepada orang lain. Saya yakin SMS yang tuluspun dapat dirasakan ketulusannya tanpa harus berpuitik ria ya ya ya... Bukankah Allah maha pengampun?, masa sih hamba-hambanya tidak mau mengampuni.

Orang-orang yang apabila berbuat keji atau berbuat dosa, mereka ingat kepada Allah dan meminta maaf atas dosa-dosanya. Siapa lagi yang mengampuni dosa selain Allah?. Dan ia tidak mengulang lagi apa yang dikerjakannya padahal mereka mengetahuinya. (Holy Qur’an Ali imron :135)

No comments: